Minggu, 10 April 2016

Psyframe: Mudanesia 6



Catatan Path Zulfa Alfaruqy
Bagian 1

15 Januari 2016
"Indonesia tidak takut" adalah bentuk mekanisme pertahanan diri. Disertai meme-meme tukang sate dan asongan yang betebaran santai. Ada baiknya tidak berlebihan. Mengapa? Tidakkah ini bentuk tantangan? Semoga pendapat ini salah, bahwa aksi yang serupa (dan mungkin lebih besar) akan terulang kembali sebagai jawaban atas tantangan tersebut. Indonesia eling lan waspada.

30 Januari 2016
Prof Sarlito (vs ?) Mas Reza Indragiri. Siapa lebih jeli merekonstruksi serpihan kasus.

20 Februari 2016
Prostitusi artis tidak akan berhenti, jika PSK (atau apapun istilah halus-kasarnya), masih dianggap korban. Padahal lazimnya 70-75% hasil transaksi masuk ke artis, sedangkan 25-30% masuk mucikari, sudah termasuk fasilitas penunjang. Prostitusi di mata hukum tak lain merupakan sebuah aktivitas perselingkuhan. Sanksi hanya moral. Kalau bermucikari, mucikari menanggung pasal trafficking. Jadi, tidak mengherankan jika praktik prostitusi ada dari dulu, sampai saat ini (atau mungkin jua nanti).

29 Februari 2016
"Jangan semata-mata mengejar sesuatu yang lebih besar tapi di depan mata belum terselesaikan". Demikian kutipan nasihat mulia Jokowi kepada Ridwan Kamil. Nasihat luar biasa sepanjang sejarah (kepresidenan) Indonesia.

15 Maret 2016

Tampaknya penikmat psikologi perlu mengkaji ulang teori kelompok, khususnya teori medan. Jika Lewin mempelorinya dengan rumus B = f (P, E). Maka di Indonesia, telah terjadi anomali. Rumus berubah menjadi E = f (P, B). Kasus ojek beraplikasi misalnya. Atau baru-baru ini taksi. Bukan orang yang menyesuaikan lingkungan (dan aturannya).

15 Maret 2016
Kalau mengagumi Najwa dalam bahasan tema seputar politik, berarti anda sedang mengagumi isi pikiran Surya Paloh.

22 Maret 2016
Kasih plat kuning, uji kir, dan bayar pajak. Lalu silakan beroperasi. Selesai. Aplikasi itu kemajuan. Keadilan sosial itu peradaban. Hendak kemana kita akan berlayar? Berkemajuan atau berperadaban? Keduanya atau bukan keduanya?

2 April 2016
Operasi tangkap tangan KPK atas ketua komisi DPRD Jakarta merupakan contoh yang sempurna perilaku korupsi pada konteks kelompok. Mustahil perilaku korup ini dilakukan secara individu, mengingat pengambilan keputusan dalam sistem legislatif adalah kolektif kolegial. Jika KPK berani, bersiaplah untuk melihat sejumlah legislator ibu kota berduyun-duyun sibuk memantaskan diri dengan rompi orange esok hari. Jika KPK tidak berani, bersiaplah menjadi skeptis dengan literasi group decision-making saat adzan subuh. Reklamasi pantai utara Jakarta. No free lunch.

8 April 2016
Saat negara lain merespons cepat, Indonesia masih "pelajari dulu". Barangkali ini ikhwal memori kolektif "tau-sama-tau". Satu diusut, semua kusut. #panamapapers. Belum ada penelitian, memori kolektif semacam ini jejak traumatis massal akibat penjajahan belanda, atau memang dari leluhur proto melayu (austronesia) 1500 SM.


Bagian 2

22 Januari 2016
Di belakang orang yang sukses terdapat (para)mantan yang hebat. Maka, keduanya adalah orang yang berhasil menjalankan perannya masing-masing

22 Januari 2016

 
Mantan ada 2 jenis. Pertama, mantan yang (akan) berakhir di pelaminan dan kedua, mantan yang berakhir dengan lambaian tangan. (Abaikan jenis pseudo-mantan; yang ngaku mantan dan diaku mantan). Mantan jenis pertama berperan membersamai kesuksesan. Mantan jenis kedua berperan melecut kesuksesan; boleh merajam hati, tapi pantang kepak tak meninggi. Sama-sama motivasi ekstern kesuksesan, tapi beda kontribusi social support nya.

14 Februari 2016
Barangkali pertanyaan juga menganut asas historisitas, di mana sebuah pertanyaan (abstrak) mempunyai perbedaan makna terkait konsteks waktu dan medium sosial. (Apa) makna pertanyaan, "kapan nyusul?", di usiamu sekarang (?)

14 Februari 2016
Percayalah, di Indonesia, "A" adalah huruf terfavorit untuk memulai sebuah nama.

2 Maret 2016
Kau tau sejak pertama bertemu, sampai kau jadi milikku.

22 Maret 2016
Harapan dan manifestasi bertahan hidup, hanya menyediakan dua pilihan relasi: kooperasi atau kompetisi. Apapun motivasinya. (Mem-postulat teori relasi)