Senin, 27 Juni 2011

Penyambung Lidah Rakyat

Oleh Muhammad Zulfa Alfaruqy : Fakultas Psikologi Undip Semarang

BERKACA pada sepak terjang dan pencapaian era Bung Karno, semua elemen masyarakat perlu yakin bahwa tak ada yang tak mungkin untuk memperbaiki negeri ini. Namun apakah mahasiswa akan membiarkan modal keyakinan berjalan tanpa progres nyata? Apakah mahasiswa akan membiarkan rumusan luhur UUD 1945 dan Pancasila jadi naskah hafalan untuk mendapat nilai dalam kuliah saja?

Katakan tegas, “Tidak!” Sebab, kini bukan zamannya lagi mahasiswa hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang (kupu-kupu). Negeri ini tak hanya butuh generasi yang pintar dan mampu menyanjung atau menghujat, tetapi generasi pembaru sekaligus penyambung lidah rakyat yang memberikan kontribusi dan manfaat.
Mahasiswa tak cuma bicara. Itu sesuai amanah tridarma perguruan tinggi: pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Pengabdian tak cukup KKN sebulan. Perlu “KKN lain” yang mesti dilakukan mahasiswa selama kuliah. Seperti apa?

Kalau kita luangkan waktu mengamati kondisi masyarakat sekitar, kita akan mengelus dada. Di pelosok desa banyak siswa berjibaku menimba ilmu dengan fasilitas sekolah sekadarnya. Petani susah payah menanam padi, meski impor beras terus mengalir.

Kondisi tak jauh beda terjadi di sudut-sudut kota. Di permukiman kumuh itu, saudara-saudara kita hidup sebagai gelandangan, pengamen, dan pengemis.

Apakah mahasiswa tega hanya melihat realitas itu? Sekali lagi, katakan, “Tidak!” Sebab, itulah wahana paling nyata bagi mahasiswa untuk mengabdi. Mahasiswa bisa membantu serta memberi penyuluhan dan motivasi pada mereka. Selain turun ke jalan untuk unjuk rasa, menyerukan aspirasi rakyat bisa jadi alternatif dari sekian banyak pengabdian.

Oleh karena itu, demi rakyat yang meletakkan harapan pada mahasiswa, demi tangisan jiwa-jiwa tak berdosa yang hidup menderita, kini saatnya mahasiswa jadi penyambung lidah rakyat dan menuntutkan hak mereka. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!

SUARA MERDEKA
DEBAT : Mahasiswa Tak Cuma Bicara
30 April 2011

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/04/30/145000/Penyambung-Lidah-Rakyat

Pengabdian, Banyak Pilihan

Oleh Muhammad Zulfa Alfaruqy : Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

PENGABDIAN merupakan tema sentral bagi mahasiswa. Selain mengaplikasikan tridarma perguruan tinggi, pengabdian bisa jadi indikator kepekaan mahasiswa sebagai makhluk sosial. Banyak pilihan untuk mengabdi ke masyarakat. Itu menuntut kecerdasan menghargai pilihan orang lain sebagai bagian dari individual differences.

Mungkin ada yang memandang aksi dengan sebelah mata, padahal itu juga pengabdian. Dalam debat bertajuk “Talk Less Do More” (21 Mei 2011), misalnya, disebutkan “perbuatan itu (aksi) tak membuahkan hasil. Hanya membuang waktu dan tenaga”. Apakah faktanya demikian?

Sekadar meluruskan: tak ada yang sia-sia. Masih tergores dalam memori kita reformasi 1998. Terlepas dari betapa alot perwujudan demokrasi sampai sekarang, bukankah itu hasil keringat mahasiswa? Bukankah lebih baik bersuara daripada hanya diam menyaksikan rakyat hidup nelangsa? So, apa salah memanfaatkan waktu untuk memperjuangkan aspirasi? Toh, aksi punya durasi. Maka sebaiknya kembalikan saja ke individu masing-masing karena itu pilihan.

Next. Ada juga alternatif berupa kegiatan sosial. Kegiatan itu dapat dialokasikan untuk orang kurang mampu atau korban bencana. Misalnya, kegiatan sosial di barak pengungsian korban lahar dingin Merapi tahun lalu. Di sana kita dapat membantu korban, baik berupa tenaga maupun dukungan moral.

Alternatif segar lain adalah edukasi. Edukasi untuk mencerdaskan ke-hidupan bangsa dapat dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat atau melalui media massa. Mengapa media massa? Sebab, media massa adalah pilar demokrasi keempat (setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif) yang keberadaannya harus dioptimalkan. Apalagi itu sesuai dengan fungsi media massa, yakni informasi, hiburan, kontrol sosial, dan edukasi.

Jadi banyak alternatif pengabdian. Mungkin selain aksi, kegiatan sosial, dan edukasi masih banyak alternatif lain. Semua itu harus bersinergi. Sungguh, tak ada kata terlambat untuk memperbaiki negeri ini. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!

SUARA MERDEKA
DEBAT : Mahasiswa Tak Cuma Bicara
28 Mei 2011

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/05/28/147979/Pengabdian-Banyak-Pilihan