oleh
Muhammad Zulfa Alfaruqy*
A.
Pendekatan terhadap Kepribadian
Rogers
mendasarkan pendekatan kepribadian pada klien yang terganggu, yang mencari
bantuan dalam merubah kepribadian. Rogers kemudian mengembangkan metode terapi
yang disebut client centered therapy,
yaitu terapi yang berpusat pada klien. Terapi tersebut menempatkan tanggung jawab utama pada
klien. Asumsinya
klien yang terganggu psikologisnya masih memiliki suatu tingkat kemampuan dan
kesadaran. Manusia bertanggungjawab terhadap kepribadiannya sadar dan rasional.
Seseorang
dibimbing oleh persepsi sadar dan bukan
semata-mata berasal dari kekuatan tak sadar.
Kepribadian
yang sehat masa depan lebih penting daripada masa lampau. Masa lampau berperan
dalam mempengaruhi cara pandang seseorang. Dengan demikian masa kanak-kanak dianggap penting,
namun bukan menjadi fokus utama, melainkan apa yang terjadi sekarang. Kepribadian dipahami melalui
segi pandangan pribadi klien. Segala sesuatu yang nyata bagi klien merupakan
persepsinya yang khas tentang realitas. Realitas antara satu orang berbeda
dengan orang lain karena menyesuaikan dengan pengalaman.
B.
Motivasi Orang yang Sehat: Aktualisasi
Manusia memiliki dorongan kebutuhan
fundamental dalam sistem kepribadian, yaitu memelihara, mengaktualisasikan, dan
meningkatkan semua segi individu. Rogers mengemukakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan manusia terikat dengan aktualisasi diri. Aktualisasi memudahkan dalam meningkatan pematangan dan
pertumbuhan. Kecenderungan aktualisasi diri pada tingkat fisiologis tidak dapat
ditahan dan mendorong individu beranjak dari satu tingkat pematangan ke tingkat
pematangan berikutnya. Tidak ada perbedaan antara individu yang sehat dan tidak
sehat dari pada aktualisasi biologis. Namun terdapat perbedaan pada aktualisasi
psikologis.
Aktualisasi diri merupakan proses
menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi psikologis
yang unik. Terdapat perbedaan yang penting antara kecenderungan umum dan
kecenderungan khusus ke arah aktualisasi diri. Kecenderungan umum seperti
pematangan dan perkembangan seluruh organisme (misalnya fungsi hormon) tidak
dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Sedangkan aktualisasi diri ditentukan
oleh kekuatan sosial, yaitu belajar dan pengalaman.
C.
Perkembangan Diri
Konsep diri (self concept), berkembang
dari anak-anak ke arah yang lebih kompleks, sesuai dengan semakin intensnya
interaksi dengan orang lain. Pada anak-anak, gambaran diri dikembangkan dengan
mengamati reaksi orang-orang terhadap tingkah lakunya. Rogers menjelaskan bahwa
masa anak-anak menjadi penting yang menentukan akan menjadi sehat atau tidak.
Agar menjadi individu yang sehat, di masa anak-anak perlu adanya penghargaan
positif (positive regard). Positive
regard adalah kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, cinta, dan persetujuan
dari orang lain.
D.
Kepribadian yang Sehat: Berfungsi Sepenuhnya
Ada beberapa hal yang perlu
dipahami dalam mempelajari konsep orang yang berfungsi sepenuhnya milik Rogers.
Pertama, kepibadian sehat merupakan
suatu proses. Aktualisasi selalu berjalan, tidak pernah selesai dan dinamis.
Orientasi seseorang adalah ke arah masa depan, dan mendeferensiasi dan
mengembangkan diri. Kedua,
aktualisasi diri merupakan proses yang sukar dan kadang menyakitkan.
Aktualisasi adalah keberanian untuk mengada. Orang yang mengaktualisasikan diri
menghadapi sesuatu yang menantang. Ketiga,
aktualisasi diri menjadikan diri benar-benar mereka sendiri orisinal. Orang
yang mengaktualisasikan diri tidak bersembunyi di balik topeng, tidak mengikuti
petunjuk tingkah laku, dan bebas dari harapan yang diberikan oleh masyarakat.
Tingkah laku ditentukan oleh mereka sendiri. Meskipun demikian, orang yang
mengaktualisasikan diri tidak agresif dan memberontak aturan masyarakat.
Berikut lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya:
1.
Keterbukaan
pada Pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya bebas
untuk mengalami perasaan dan sikap. Tidak ada satupun yang harus dilawan karena tidak ada
yang mengancam. Setiap pendirian dan perasaan disampaikan tanpa distorsi atau
rintangan. Kepribadian bersifat
fleksibel, tidak
hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga
menggunakannya dalam membuka kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Kepribadian
yang terbuka ini berlawanan dengan kepribadian yang defensif yang tidak mau
mengetahui dan menerima pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi sepenuhnya
lebih emosional, dalam arti mengalami emosi positif maupun negatif lebih banyak
dan
lebih kuat daripada
orang
yang defensif.
2.
Kehidupan
Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya,
“hidup” dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seakan-akan
belum pernah ada yang sama persis. Orang yang berfungsi sepenuhnya terbuka pada
pengalaman, sehingga akan senantiasa segar dengan pengalaman-pengalaman yang
dialami. Mereka dapat bebas berpartisipasi dalam setiap pengalaman karena tidak
berprasangka. Rogers meyakini bahwa kualitas dari eksistensi merupakan hal
esensial dalam kepribadian sehat. Mereka terbuka kepada segala sesuatu yang
terjadi pada momen. Setiap pengalaman mengenai sesuatu hal dapat berubah dengan mudah sebagai
respons atas pengalaman baru.
3.
Kepercayaan
terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang yang berfungsi sepenuhnya berlaku
menurut apa yang dirasa benar dalam memutuskan suatu tindakan daripada faktor-faktor
rasional atau intelektual. Mereka bertindak
sesuai impuls yang timbul seketika, sehingga terdapat spontanitas dan
kebebasan. Meskipun demikian bukan berarti bertindak tergesa-gesa
dan tidak memperhatikan konsekuensi. Orang yang sehat terbuka pada pengalaman. Artinya mau menerima
seluruh informasi yang berisi kebutuhan-kebutuhan, tuntutan sosial, ingatan
terhadap situasi yang serupa pada masa lampau, dan persepsi terhadap sitausi
sekarang; untuk membuat keputusan. Orang yang sehat ditandai dengan adanya
kepercayaan terhadap keputusan yang dibuat oleh diri sendiri.
4.
Perasaan
Bebas
Orang yang berfungsi sepenuhnya bebas
memilih dan bertindak, tanpa paksaan dan rintangan. Orang berkuasa penuh terhadap
kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung dirinya, tidak diatur oleh
tingkah laku, keadaan, dan masa lalu. Mereka melihat banyak pilihan dalam hidup dan dapat
melakukan apa yang diinginkan. Sebaliknya orang yang defensif tidak memiliki
perasaan bebas, sehingga tingkah lakunya ditentukan oleh faktor-faktor yang
berada di luar kontrol. Pilihan orang yang defensif terbatas dan memiliki
pandangan yang sempit terkait masa depan.
5.
Kreativitas
Orang yang berfungsi sepenuhnya sangat
kreatif dan terbuka kepada pengalaman. Mereka mengungkapkan diri dalam produk
kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang kehidupan. Mereka tidak menyesuaikan diri secara
pasif terhadap tekanan sosial maupun kultur. Mereka tidak menghiraukan
kemungkinan tingkah laku mereka diterima dengan baik oleh orang lain. Orang yang berfungsi
sepenuhnya mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan
yang drastis dalam kondisi lingkungan. Mereka mampu menanggulangi perubahan traumatis. Rogers
menyebut bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya adalah barisan yang layak dalam
proses evolusi manusia.
*Mata Kuliah Psikologi Positif TA
2014 Magister Psikologi UGM
Daftar Pustaka
Schultz, D. Psikologi
Pertumbuhan: Model-model kepribadian sehat. Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar