Masa menjadi orangtua adalah tahapan yang alamiah dalam
kehidupan seseorang. Orang
bisa menjadi orangtua dengan meniru atau menuruni dari cara orangtua mereka
sebelumnya. Akan tetapi ternyata dalam mengasuh anak, diperlukan lebih dari
sekedar menjadi orang tua, yaitu diperlukan pengetahuan dalam mendidik anak dan
bagaimana apilkasinya di dalam kehidupan berkeluarga, atau disebut parenting (Defrain, Olson, dan Skogrand,
2011).
Definisi
Parenting (Pengasuhan)
Pada tahun 1959, di Amerika
mulai dikenal istilah parenting yang
memiliki konotasi yang lebih aktif daripada parenthood
dan telah menggeser istilah
parenthood. Parenting termuat dalam kamus sejak 1959 yang merupakan sebuah
kata benda yang berarti keberadaan atau tahap menjadi orangtua. Kemudian
berubah menjadi kata kerja, yang berarti melakukan sesuatu pada anak
seolah-olah orangtualah yang membuat anak menjadi manusia. Menurut kamus istilah
psikologi sebagaimana tercantum dalam buku The
Cambridge Dictionary of Psychology, parenting adalah segala tindakan yang
dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam rangka melindungi, merawat,
mengajari, mendisiplinkan dan memberi panduan.
Dengan pengertian yang
demikian maka istilah dalam bahasa Indonesia yang paling sesuai adalah
pengasuhan anak. Tugas orangtua bukan sekedar melahirkan dan membesarkan anak
saja atau menjalani kewajiban menjadi orangtua bagi anak-anak mereka, akan
tetapi melakukan serangkaian keputusan dalam tentang sosialisasi kepada
anaknya. Tujuan universal mengasuh anak adalah: (1) menjamin kesehatan dan
keselamatan fisik anak; (2) mengembangkan kapasitas perilaku untuk menjaga diri
dalam perkembangan ekonomis; serta (3) pemenuhan kapasitas perilaku untuk
memaksimalkan nilai-nilai budaya yang dianut (Lestari 2012).
Macam
Gaya Pengasuhan
Defrai, Olson dan Skogrand (2011)
Sedangkan menurut Defrai, Olson dan Skogrand (2011) terdapat 5
jenis gaya pola asuh
yang juga dihasilkan dari kombinasi dari dua aspek penting yaitu control orang
tua (intensitas orang tua dalam mendisiplinkan anak) dan dukungan orang tua
(intensitas kepedulian, kedekatan dan kasih sayang orang tua kepada anak), diantaranya:
a. Democratic style. Adanya peraturan dan harapan yang
jelas dengan diskusi dari keduanya. Dalam gaya ini terdapat keseimbangan antara
kontrol dan dukungan orangtua. Gaya ini juga akan membentuk anak dengan
emosional yang sehat dan mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan. Anak akan
cenderung mandiri dan ceria.
b. Authoritarian style. Orang tua menetapkan aturan yang
kaku dan harapan yang ketat. Menuntut ketaatan anak. Gaya ini cenderung dengan
dukungan yang sangat rendah dan kontrol yang tinggi sehingga cenderung
menimbulkan ketidakbahagiaan dan membentuk anak mudah marah.
c. Permissive style. Orang tua jarang memaksa anak
memenuhi standar mereka. Gaya ini tidak memiliki keseimbangan antara dukungan
dan kontrol. Sehingga anak cenderung impulsif-agresif, sering memberontak, dan
dominan.
d. Rejecting style. Orang tua tidak perhatian dan
jarang memiliki harapan terhadap anaknya. Sehingga anak akan cenderung tumbuh
tanpa kedewasaam dan memiliki masalah secara psikologis.
e. Uninvolved style. Orang tua tidak terlibat
dalam pengasuhan anak dan membiarkannya yang penting tidak mengganggu kegiatan
orangtua. Anak kurang memiliki dukungan emosi, sehingga cenderung penyendiri
dan memiliki prestasi yang rendah.
Lestari (2012)
Setiap orang
tua memiliki gaya pola asuh sendiri-sendiri dalam mengasuh anak-anaknya. Terdapat berbagai pendapat
mengenai gaya pola asuh. Terdapat 4 gaya pengasuhan yang diperoleh jika dilihat
dari aspek ketanggapan (penerimaan) dan
kontrol (tuntutan), yakni pola asuh (Lestari, 2012):
a.
Otoriter.
Yakni ketika penerimaan rendah dan tuntutan atau kontrol yang tinggi dari orang
tua. Akan banyak tuntutan dan aturan
yang harus diikuti tanpa penjelasan yang
jelas dan kepatuhan anak merupakan nilai yang diutamakan serta akan memberikan
hukuman jika terjadi pelanggaran. Orang tua menganggap anak merupakan tanggung
jawabnya yang berarti segala yang dikehendaki merupakan kebenaran demi kebaikan
anak. Sehingga cenderung kurang peka terhadap kebutuhan dan pemahaman anak.
b.
Permisif.
Terjadi ketika penerimaan tinggi dan kotrol yang rendah. biasanya orang tua
cenderung memberi banyak kebebasan pada anak dengan memaklumi segala perilaku
dan tindakan anak namun kurang menuntut tanggung jawab anak. Orang tua akan
menyediakan diri sebagai sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan anak tetapi
membiarkan anak mengatur dirinya sendiri.
c.
Tak
peduli. Ketika penerimaan rendah dan kontrol rendah. orang tua cenderung
terlalu memberikan kebebasan pada anak dan tidak peduli juga terhadap
kebutuhannya.
d.
Otoritatif.
Yakni terjadi ketika terdapat penerimaan yang tinggi dan kontrol yang tinggi.
Orang tua akan memberikan tuntutan yang masuk akal karena terdapat penjelasan
terhadap maksud dari aturan-aturan yang diberlakukan. Terdapat juga penguatan
yang konsisten dan disertai dengan kepekaan dan penerimaan terhadap anak. Orang
tua akan cenderung mendorong anak mematuhi aturan dengan kesadaran diri.
Sehingga orang tua akan menghargai kedirian anak dan kualitas kepribadian yang
dimiliki sebagai keunikan pribadi.
Berdasarkan model pengasuhan tersebut dapat diasumsikan
bahwa ketika anak dengan pola asuh otoritatif akan cenderung periang, memiliki
rasa tanggung jawab sosial, percaya diri, memiliki orientasi prestasi dan lebih
kooperatif. Anak dengan orang tua otoriter akan cenderung moody, kurang bahagia, mudah tersinggung, kurang memiliki tujuan,
dan tidak bersahabat. Sedangkan anak dengan orang tua permisif cenderung
impulsif, agresif, bossy, kurang kontrol diri, kurang mandiri, kurang memiliki
orientasi prestasi (Lestari, 2012).
Muhammad Zulfa Alfaruqy
Muhammad Zulfa Alfaruqy
Daftar Pustaka
Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan
penanganan konflik dalam keluarga.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Olson, D.H., DeFrein, J., dan
Skogrand, L. (2011). Marriage
& families: Intimacy,
diversity, and strengths.
Seventh edition. New York: Mc Graw-Hill.
Thanks infonya. Oiya ngomongin anak, orang tua miliareder Bill Gates ternyata punya cara tersendiri dalam mendidik buah hatinya tersebut, hingga akhirnya dia bisa sukses seperti sekarang ini. Sebagai orang tua, kamu bisa menconteknya loh. Begini cara mengasuhnya: Tips mengasuh anak agar bisa sukses seperti Bill Gates
BalasHapus