Kamis, 07 Desember 2017

Anies dan AHY, Ca(wa)pres?



Nama Anies dan AHY kian moncer dalam bursa capres - cawapres. Mengapa? Anies adalah pemenang kompetisi di ibu kota. Sementara AHY, meski kalah di kompetisi yang sama, adalah sosok muda yang tak pantang menyerah untuk membangun kepercayaan publik dengan rajin berkunjung ke daerah-daerah.

Ulasan ini tidak lepas dari pertimbangan konstelasi politik sekarang yang mengerucut pada Jokowi dan Prabowo.


Peluang Anies Capres
Gubernur Anies berada pada kondisi yang berbeda dengan Gubernur Jokowi. Jokowi memang memakai ibu kota sebagai batu loncat untuk pencapresan 2014. Bagi Anies, melakukan hal serupa jelas menjadi tantangan yang besar. Kala itu, Jokowi tidak menghadapi petahana (presiden maupun wapres), karena SBY sudah dua periode dan Boediono nyaris tidak bergerak sama sekali dalam bursa. Saat ini, jika maju pencapresan, Anies menghadapi Jokowi.

Selain itu, Anies tidak berafiliasi pada partai. PKS sebagai pengusungnya di DKI1 terlalu kecil untuk membentuk koalisi. Gerindra juga masih mempunyai ambisi mencalonkan Prabowo sebagai capres. Kecuali, Prabowo legawa memberikan "tiket" untuk Anies. Tapi sepertinya, tidak mungkin karena dalam berbagai konsolidasi internal, Prabowo tampak masih siap tarung ulang di 2019.

Melihat hal itu, jika pilihan Anies capres atau tidak capres? Maka sebaiknya, Anies tidak capres. Daripada capres lebih baik Anies bertahan saja sebagai DKI1. 2024 barangkali beda urusan.


Peluang AHY Capres
AHY sebagai putra mahkota SBY jelas memiliki dukungan dari Demokrat. Demokrat berpengalaman dalam membentuk serta memimpin koalisi. Jika koalisi partai tidak cukup besar, maka Jokowi masih tertalu tangguh untuk seorang AHY.

Demokrat termasuk partai yang mengharapkan MK membatalkan ambang batas pencalonan presiden 20%. Jika tidak ada ambang batas pencalonan, AHY mungkin saja capres, tapi untuk tujuan lain, yakni mendongkrak perolehan legislatif Demokrat. Kemungkinan AHY kalah sangat besar, dan konsekuensinya AHY semakin tercitrakan sebagai orang yang kalah.

Melihat itu, jika pilihan AHY capres atau tidak capres? Maka sebaiknya, AHY juga tidak capres. AHY butuh waktu untuk mematangkan diri.


Peluang Anies - AHY Wapres
Peluang cawapres, masih sangat mungkin bagi Anies dan AHY. Bahkan, boleh dikatakan 2019 adalah ajang pemilihan cawapres yang tepat untuk Jokowi maupun Prabowo. Keduanya membutuhkan cawapres, yang memiliki basis massa tersendiri untuk memperluas dukungan.

Pertama, Prabowo - Anies kurang bagus, karena Anies memiliki basis massanya yang hampir sama. Kedua, Prabowo - AHY lumayan, AHY memiliki basis massa yang berbeda, tapi keduanya sama-sama berlatar belakang militer sehingga perlu dipertimbangkan lagi. Ketiga, Jokowi - Anies bagus, tapi pertanyaannya mampukan Anies membawa basis massa yang hampir sama dengan Prabowo. Keempat, Jokowi - AHY sangat bagus, karena AHY memiliki basis massa yang berbeda dan bisa melengkapi Jokowi, pertanyaannya apakah Mega - SBY siap jalin komunikasi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar