KEBHINNEKAAN:
Mewujudkan Kultur Damai di
Bumi Indonesia
Muhammad
Zulfa Alfaruqy
Mahasiswa
Magister Psikologi Sosial Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
ABSTRAK
Sepanjang
kekhalifahan manusia masih berpijak di muka bumi, membumihanguskan konflik merupakan
pekerjaan yang tidak mudah. Konflik adalah perwujudan dari adanya kepentingan
saling berlawanan. Salah satu jenis konflik yang sering terjadi di Indonesia
ialah konflik antarsuku. Konflik antarsuku lahir karena gesekan dalam hubungan
sosial antara suku yang berbeda, yang dipersatukan dalam in-group besar bernama Indonesia. Belasan, puluhan, ratusan bahkan
ribuan nyawa bisa menjadi tumbal. Belum lagi kerugian material yang
ditimbulkan. Psikologi perdamaian hadir dengan peace building yaitu upaya proaktif yang ditujukan dalam rangka
menyembuhkan masyarakat pasca konflik dan mengurangi kekerasan struktural dalam
upaya untuk mencegah timbulnya konflik dan kekerasan kembali meletus di masa
depan. Di Indonesia, peace building
dapat dilekatkan dengan mahakonsep kebhinnekaan. Kebhinnekaan sebagai sebuah resolusi
damai mengusung semangat kesediaan mengakui perbedaan, pluralitas dan
menghormati kemajemukan untuk mewujudkan Indonesia seutuhnya. Internalisasi
konsep ini butuh peran berbagai pihak, yang dilakukan melalui pembinaan
kesadaran kebhinekaan, pendidikan formal, pendidikan informal, peran petinggi
suku, peran serta pemerintah dan pengukuhan kesatuan.
Kata kunci:
Kebhinnekaan, perbedaan, kultur damai, peace
building
Disusun
dalam mata kuliah Psikologi Perdamaian tahun 2014. Dosen pengampu Prof. Dr.
Faturochman, M.A. dan Dr. Wenty Marina Minza, M.A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar