Rabu, 23 Desember 2015

Psikologi Perdamaian

KEBHINNEKAAN:
Mewujudkan Kultur Damai di Bumi Indonesia

Muhammad Zulfa Alfaruqy
Mahasiswa Magister Psikologi Sosial Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

ABSTRAK
Sepanjang kekhalifahan manusia masih berpijak di muka bumi, membumihanguskan konflik merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Konflik adalah perwujudan dari adanya kepentingan saling berlawanan. Salah satu jenis konflik yang sering terjadi di Indonesia ialah konflik antarsuku. Konflik antarsuku lahir karena gesekan dalam hubungan sosial antara suku yang berbeda, yang dipersatukan dalam in-group besar bernama Indonesia. Belasan, puluhan, ratusan bahkan ribuan nyawa bisa menjadi tumbal. Belum lagi kerugian material yang ditimbulkan. Psikologi perdamaian hadir dengan peace building yaitu upaya proaktif yang ditujukan dalam rangka menyembuhkan masyarakat pasca konflik dan mengurangi kekerasan struktural dalam upaya untuk mencegah timbulnya konflik dan kekerasan kembali meletus di masa depan. Di Indonesia, peace building dapat dilekatkan dengan mahakonsep kebhinnekaan. Kebhinnekaan sebagai sebuah resolusi damai mengusung semangat kesediaan mengakui perbedaan, pluralitas dan menghormati kemajemukan untuk mewujudkan Indonesia seutuhnya. Internalisasi konsep ini butuh peran berbagai pihak, yang dilakukan melalui pembinaan kesadaran kebhinekaan, pendidikan formal, pendidikan informal, peran petinggi suku, peran serta pemerintah dan pengukuhan kesatuan.

Kata kunci: Kebhinnekaan, perbedaan, kultur damai, peace building

Disusun dalam mata kuliah Psikologi Perdamaian tahun 2014. Dosen pengampu Prof. Dr. Faturochman, M.A. dan Dr. Wenty Marina Minza, M.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar