Jumat, 20 Februari 2015

KEBHINNEKAAN: Mewujudkan Kultur Damai di Bumi Indonesia (Peace Psychology)



KEBHINNEKAAN:
Mewujudkan Kultur Damai di Bumi Indonesia*
oleh Muhammad Zulfa Alfaruqy
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK
Sepanjang kekhalifahan manusia masih berpijak di muka bumi, membumihanguskan konflik merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Konflik adalah perwujudan dari adanya kepentingan saling berlawanan. Salah satu jenis konflik yang sering terjadi di Indonesia ialah konflik antarsuku. Konflik antarsuku lahir karena gesekan dalam hubungan sosial antara suku yang berbeda, yang dipersatukan dalam in-group besar bernama Indonesia. Belasan, puluhan, ratusan bahkan ribuan nyawa bisa menjadi tumbal. Belum lagi kerugian material yang ditimbulkan. Psikologi perdamaian hadir dengan peace building yaitu upaya proaktif yang ditujukan dalam rangka menyembuhkan masyarakat pasca konflik dan mengurangi kekerasan struktural dalam upaya untuk mencegah timbulnya konflik dan kekerasan kembali meletus di masa depan. Di Indonesia, peace building dapat dilekatkan dengan mahakonsep kebhinnekaan. Kebhinnekaan sebagai sebuah resolusi damai mengusung semangat kesediaan mengakui perbedaan, pluralitas dan menghormati kemajemukan untuk mewujudkan Indonesia seutuhnya.

Kata kunci: Kebhinnekaan, perbedaan, kultur damai, peace building



 *Jurnal dalam mata kuliah Peace Psychology 2014
Full text: zulfa.alfaruqy@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar